Dari beberapa sumber
yang kami baca, ternyata biologi komunikasi itu merupakan salah satu bidang
kajian ilmu komunikasi yang baru. Sebuah ilmu atau bidang kajian baru
dipersyaratkan harus mampu menjawab pertanyaan apa, mengapa,
dan untuk apa. Tiga pertanyaan tersebut dalam ilmu filsafat dikenal
sebagai ongtologis,epistemologis, dan aksiologis.
Secara ontologis,
biologi komunikasi berupaya menunjukkan dan menjelaskan tentang perilaku
komunikasi manusia dalam berbagai bentuk dengan pendekatan analisis biologi,
khususnya telaah tentang peranan otak –otak kiri dan kanan.
Secara epistemologis,
biologi komunikasi harus mampu menjelaskan tentang kebenaran itu dan apa saja
bukti yang dapat dipertanggunjawabkan agar ketentuan itu dapat dipercaya.
Biologi komunikasi ini dipetakan ke dalam bentuk perilaku internal dan
eksternal. Melalui kegiatan belajar siswa, kita bisa melihat dan menganalisis
berbagai fenomena biologi, khususnya komunikasi internal di dalam otak. Dari
aktifitas yang dilakukan siswa selama belajar, fenomena biologi komunikasi
dapat dijelaskan secara lebih detail, mulai dari pengondisian bagian spesifik
otak itu hingga ia melakukan komunikasi intrapersonal. Aktifitas intrapersonal
itu mewakili kegiatan biologi komunikasi yang dilakukan oleh bagian spesifik
otak.
Kebenaran dari biologi
komunikasi bisa dibuktikan melalui riset tentang cara kerja bagian otak yang
secara filosofis dapat direkam melalui elektro ensephalographi (EEG).
Secara filosofi epsitemologis, aktifitas bagian spesifik otak manusia ini
dikondisikan untuk dapat melihat, memahami, mendengar, merasakan, dan
kecenderungan bertindak.
Secara aksiologis, biologi
komunikasi dapat dibuktikan melalui kajian terhadap perilaku biologis manusia,
khususnya proses pembelajaran, seperti melihat, memahami, merasakan, dan
kecenderungan bertindak. Semua perilaku itu sangat bermanfaat dan mendukung
penuh proses pembelajaran dalam rangka optimalisasi aktivitas belajar siswa.
Jika perilaku dasar dalam pembelajaran dapat dipahami dengan baik, optimalisasi
pencapaian prestasi dapat terwujud. Selain itu, dengan biologi komunikasi
pembelajaran siswa akan lebih terkontrol, mudah dianalisis, mudah diarahkan,
mudah dirasakan dan mudah diklasifikasikan tingkat pemahamannya. Berbagai
kemudahan itu akan memberik kemudahan pula dalam pengukuran perilaku
psikomotorik siswa.
Perilaku biologi yang
dikendalikan oleh belahan otak kiri dan kanan jelas terlihat ketika seseorang
merespons bunyi bahasa dan berbicara. Komunikasi ini lebih dominan terjadi di
belahan otak kiri dan kanan. Otak kanan memainkan peranan penting untuk
menginterpretasi informasi visual. Otak kiri mengontrol bagian tubuh sebelah
kanan, sedangkan otak kanan mengontrol tubuh bagian kiri. Kedua otak itu
merupakan salah satu dari empat bagian otak. Otak besar bagian luar (Cortex),
secara rinci dibagi menjadi empat bagian, yaitu occipital lobe (penglihatan), pariental
lobe (cita rasa),temporal lobe (pendengaran,
memori dan emosi), dan frontal lobe (pergerakan otot, moral,
emosi dan ekspresi)
·
Parasagital
Parasagital merupakan
bagian spesifik otak manusia yang bertugas menyambungkan belahan otak kiri dan
kanan. Pesan yang diterima, diproses, dan ditransformasikan oleh bagian
spesifik otak lainnya seperti frontal, temporal, parietal, dan occipital harus
lebih dulu melalui bagian parasagital ini. Parasagital terletak di antara
belahan otak kiri dan kanan membentang luas dari belakang hingga depan otak
manusia. Informasi yang masuk dan diterima berbentuk visual, audio, dan
kinestetik, penerjemahan dan transformasinya sangat dipengaruhi oleh kondisi
parasagital. Dalam proses belajar, baik ilmu-ilmu sosial maupun eksakta, jalur
transformasi informasi itu harus melalui bagian spesifik otak bernama
parasagital. Dalam konteks komunikasi, bagian ini sangat menentukan kelancaran
proses komunikasi yag bersifat sirkuler. Informasi yang dikirim dari belahan
otak kiri ke kanan atau sebaliknya akan dikembalikan ke belahan otak pengirim
kemudian akan diubah menjadi sebuah keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan
oleh individu dalam pembelajaran. Proses ini dilakukan agar ada keseimbangan
keputusan, dan keseimbangan ini sangat menentukan benar tidaknya tindakan atau
pengambilan keputusan itu.
·
Frontal
Bagian spesifik
lainnya yang berperan penting dan menentukan aktivitas biologi komunikasi
adalah frontal. Bagian spesifik ini berfungsi mengontrol pergerakan tubuh.
Tetapi tugas utamanya adalah mengontrol proses berfikir, cara memori bekerja,
intelegensi, konsentrsi, emosi dan personalitas (kepribadian). Frontal lobe
yang terletak di belahan otak kiri disebut broca. Broca
berkemampuan mengontrol pergerakan sederhanan organ tubuh lainnya, juga
mengontrol mimic atau roman wajah, pergerakan lidah, dan tenggorokan saat
menelan makanan. Proses pengontrolan mimic roman muka meruapakan salah satu
produk atau efek dari proses biologi komunikasi. Jika bagian spesifik otak
frontal ini mengalami gangguan, individu pasti mengalami hambatan dalam
berbicara. Ini terlihat dari segi keteraturan bunyi-bunyi dan kalimat yang
diucapkannya.
Di wilayah frontal
ini terdapat beberapa bagian, yaitu precentral gyrus yang
berfungsi mengontrol gerakan sel-sel otak; prescentral
sulcus, termasuk didalamnya superiorfrontal gyrus, middle
frontal gyrus, dan inferior frontal gyrus. Fungsi paling utamanya
adalah mengontrol gerakan, memberi bahan pertimbangan untuk bertindak atau
berprilaku sesuai dengan keinginan individu. Di otak kiri dan kanan terdapat
frontal. Komposisi frontal ini pada umumnya sama. Bagian penghubung antara
kedua buah frontal ini disebut median sagital (sagital-frontal).
Secara lengkap frontal berfungsi melakukan control terhadap perilaku, berfikir
abstrak, mencari pemecahan masalah, perhatian, sentuhan kreatif, control emosi,
intelektual, keputusan, refleksi, inisiatif, kebiasaan, koordinasi gerakan,
gerakan mata, kepekaan senyum, gerakan keterampilan terpola, dan reaksi fisik
lannya.
·
Parietal
Parietal terdapat di
otak kiri dan kanan. Komunikasi antara parietal dan memori ketika menerima
informasi baru menjadi media untuk memaknai objek atau benda yang disentuh oleh
indera peraba. Parietal juga berfungsi membantu bagian spesifik occipital untuk
melihat, mendengar, memberi persepsi berdasarkan sentuhan indera peraba, dan
memanipulasi pemaknaan terhadap objek yang disentuh. Secara lengkap, parietal
berfungsi untuk melakukan sensasi berdasarkan sentuhan, mengapresiasikan hasil
sentuhan, memberi respon terhadap stimulus internal, memaknai kombinasi
stimulus secara lengkap, mempelajari bahasa dan membaca, serta membantu fungsi
penglihatan.
·
Occipital
Occipital disebut
pula visual cortex yang berfungsi melakukan pengamatan dan
penglihatan. Ketika siswa melakukan pengamatan terhadap gambar animasi, proses
penglihatannya dikontrol oleh fungsi occipital ini. Dalam melakukan tugas
kerjanya, occipital yang terletak di belahan otak kanan menginterpretasikan
tanda-tanda visual yang diperoleh dari bagian wilayah penglihatan sebelah kiri
(mata kiri). Sebaliknya, occipital yang terletak di belahan otak kiri menerima
dan mengontrol hasil penglihatan dari kanan (mata kanan). Occipital terletak di
bagian belakang otak, baik di belahan kiri maupun kanan. Ditinjau dari
komunikasi nonverbal, upaya mempersepsi informasi dibantu secara optimal oleh
bagian spesifik occipital ini.
·
Temporal
Bagian spesifik otak
yang membuktikan adanya biologi komunikasi selama aktifitas pembelajaran adalah
temporal. Bagian ini membantu manusia untuk mendengar, dan menganalisa suara
berdasarkan bunyi yang masuk ke dalam pusat pendengaran. Hasil dari pendengaran
dan interpretasinya dikirim ke dalam memori, terutama daerah Wernicke’s.
Temporal ini dimiliki oleh otak kiri dan kanan. Temporal memiliki wilayahsuperior
temporal gyrus, middle temporal gyrus, dan inferior
temporal gyrus.
Temporal kiri
disebut Werninke’s area. Wilayah ini sangat mempengaruhi kemampuan
mempersepsi atas apa saja yang dilihatnya. Secara lengkap, temporal lobe ini
berfungsi untuk menjadi memori pendengaran, mendengarkan, memori penglihatan,
musk, perasaan takut, membantu kerja memori, berbicara, emosi, dan stimulus
indentifikasi.
1. Biologi Komunikasi
dalam Praktek Komunikasi Bisnis
Peluang
bisnis selalu berawal dari analisis atas fakta dan situasi perekonomian sebuah
daerah. Analisis bisnis dilakukan berdasarkan data-data perkembangan daya beli
masyarakat dan potensi lainnya yang ada di daerah itu. Selama proses analisis
data itu, biologi komunikasi akan selalu dilibatkan secara aktif. Misalnya,
telaah atas peluang bisnis produk baru dimata konsuman. Perilaku konsumen akan
ditelaah lebih mendalam sehingga produk baru itu mampu menyentuh pikiran dan
perasaan konsumen. Dengan sentuhan itu terjadilah pemahaman yang benar yang
benar dari konsumen atas produk itu.
2. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Budaya (Intra dan
Antarpersonal)
Individu
adalah simbol asal-usul budaya artinya budaya tertentu bisa dikenali dari
perilaku individu yang dimaksud. Jika perilaku individu itu berbudaya X,
setidaknya ia akan selalu berperilaku dengan latarbelakang budaya yang
dimaksud. Jadi, apa yang diperlihatkan oleh individu untuk mengenalkan budaya
miliknya, biologi komunikasi berperan besar dalam penampilan perilaku.
3. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Politik
Dalam
praktek komunikasi politik pun peran biologi komunikasi sangatlah besar dan
sangat terasa oleh individu pelaku politik. Selain bahasa verbal yang dikuasai
ia juga harus menguasai segala bentuk bahasa tubuh. Penegasan apa yang ia
katakana harus didukung penuh oleh gerakan tangan atau gerakan tubuh lainnya.
Jadi, keberhasilannya dalam melakukan kampanye tidak hanya oleh orasi yang
baik, tetapi juga harus diperkuat oleh bahasa nonverbal.
4. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Pendidikan
Pendidikan
pada dasarnya sama dengan komunikasi. Jadi, proses pendidikan sesungguhnya
adalah proses komunikasi. Peran biologi komunikasi dalam praktek komunikasi
pendidikan sangat jelas karena peran itu bisa dilihat dan dirsakan oleh para
pelaku pendidik dan yang di didik.
5. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Organisasi
Di
dalam sebuah organisasi, interaksi merupakan “nyawa”. Disebut demikian karena
tanpa interaksi, kebersamaan, dan sinergitas tidak akan terbangun dengan baik.
6. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Intelijen
Komunikasi
intelijen biasanya dilakukan ketika suatu fenomena, kejadian atau kasus, bahkan
peristiwa penting yang harus diketahui melalui strategi komunikasi tertentu
oleh para intelijen.
Sebuah
pesan informasi yang tersembunyi harus mampu diungkap oleh seorang intelijen.
Agar pesan informasi yang disembunyikan itu dapat diungkap, faktor kualitas
biologilah yang harus ditingkatkan dari seorang intelijen. Dengan kemampuan
ini, seorang intelijen akan mapu membaca atau menerjemahkan pesan atau
informasi yang dimaksud berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap kondisi
dan fakta yang dihadapi.
7. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Sosial
Biologi
komunikasi dalam pengembangan peran masyarakat memiliki kontribusi yang sangat
besar bahkan bisa juga dikatakan bahwa biologi komunikasi berkaitan dengan
komunikasi sosial atau komunikasi massa memiliki peran yang menentukan. Dalam
implementasinya, biologi komunikasi utamanya berbentuk kinestetik, bisa menjadi
dasar bagi individu untuk melakukan suatu tindakan agar dapat diterima oleh
pihak lain.
8. Biologi Komunikasi dalam Praktek Psikologi Komunikasi
Biologi
komunikasi juga berperan penting dalam analisis fenomena perilaku psikologi
manusia. Posisi biologi komunikasi ini bahkan menjadi penggali atau penumbuh
akar yang kelak menjadi cikal-bakal lahirnya perilaku psikologis. Perilaku ini
akan terlihat secara nyata dalam pergerakan fisik atau anggota badan tertentu.
9. Biologi Komunikasi
dalam Praktek Komunikasi Keluarga
Komunikasi
dan interaksilah yang menjadi pendukung utama bagi penciptaan keluarga yang
baik, yang dalam Islam biasa disebut keluarga sakinah mawahdah wa rahmah.
Namun, komunikasi dan interaksi yang dibangun tidak cukup dengan fisik karena
dalam prakteknya, komunikasi itu lebih baik komplek dan sifatnya lebih intim.
Jadi, komunikasi yang baik sangat bergantung pada pemahaman minimal tentang
karakter masing-masing sehingga komunikasi keluarga bisa terbangun dengan baik.
10. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Kesehatan
Inti dari pemahaman
serta praktiknya biologi komunikasi dalam praktek komunikasi kesehatan yaitu
dalam penyampain ataupun pemberian sesuatu harus sesuai aturan atau dosis yang
tepat.
11. Biologi Komunikasi dalam Praktek Komunikasi Berteknologi
(TIK)
Bukti
kebenaran dan manfaat biologi komunikasi sesungguhnya bisa dikontrol dan
dianalisis melalui penerapan sistem teknologi canggih yang dirancang secara
khusus. Lalu, sistem teknologi komunikasi ini dijadikan sebagai media untuk
menggali dan mengungkap fenomena perilaku biologi komunikasi seseorang.
12. Biologi Komunikasi dalam Praktek Manajeman Komunikasi
Secara
umum, seorang pimpinan harus mengenal dengan baik karakter, sifat, dan kondisis
fisik bawahannya. Sistem menejemen yang dikembangkan di sebuah perusahaan akan
berjalan lancar jika semua komponen manejemen perusahaan itu mampu memanfaatkan
system jaringan, garis struktur, dan kewenangan yang sesuai.
Analisis Landasan Ilmiah
Analisis biologi komunikasi dibangun diatas landasan ilmiah biologi. Dalam
konteks analisis ilmiah, keberadaan biologi tetap menjadi kajian sentral untuk
membuktikan kebenaran perilaku komunikasi individu secara biologis. Perilaku
individu yang dimaksud difokuskan pada aktivitas belajar.
Analisis Akar Ilmu
Biologi komunikasi
muncul berdasarkan ilmu lainnya yang turut mendukung keberadaannya dapat
dibuktikan secara ilmiah-rasional. Beberapa akar ilmu yang berkaitan dengan
biologi komunikasi antara lain, ilmu faal, biologi, fisika, matematika, dan
kimia.
Analisis Hasil Riset Ilmiah
Komunikasi cenderung ditujukan pada focus perilaku manusia. Ilmu psikologi juga
sangat menekankan bahwa perilaku komunikasi ini sangat penting dan memberi
kontribusi yang sangat tinggi bagi keberhasilan seseorang dalam kehidupannya,
baik secara teori maupun praktek. Keberadaan ilmu psikologi dalam kajian
terhadap perilaku komunikasi manusia pun sangat beralasan. Hingga kini, peran
psikologi pun sangat sentral dalam ilmu komunikasi.
Analisis Metafisika
Menurut Lanigan, metafisika merupakan studi tentang sifat dan fungsi teori
sebuah realita yang terjadi. Dalam biologi komunikasi, jika sebuah realita
ditemukan dari proses komunikasi biologis, realita akan menuntut proses
kemunculan realita berdasarkan proses komunikasi itu.
Analisis Metateoritikal
Menurut Littlejohn, kajian metateori ini pernah dilakukan untuk menelaah teori
komunikasi secara umum. Dengan meminjam sudut pandang Littlejohn, penulis
memaknai kata meta sebagai “eksistensi dan daya jangkau biologi komunikasi akan
mengalami perubahan”. Perubahan itu berkaitan dengan sifat dan posisinya yang
semula kajiannya “hanya” pada fenomena komunikasi yang terbatas, dengan
pendekatan perspektif meta,biologi komunikasi ini sudah mampu memunculkan
cabang komunikasi lainnya.
Analisa Metarasional
Latar belakang
munculnya dahan komunikasi dapat diasumsikan bahwa cabang itu muncul ketika ada
bidang kajian lain yang menuntut analisis mendalam. Disisi lain, analisis itu
tidak mungkin dilakukan oleh cara berpikir biologi komunikasi. Atas dasar itu
kemunculan cabang komunikasi ini sangat relevan dengan pelaksanaan tugas itu.
Fenomena ini terjadi karena berpijak pada rasionalisasi cara berfikir manusia.
Sumber :
Darmawan, Deni.
2009, Komunikasi Biologi Komunikasi Pembelajaran Berbasis Brain
Infromation Communication And Technology. Bandung: humaniora.
No comments:
Post a Comment