Pemikiran
Marshall McLuhan
Pemikiran
Marshall McLuhan yang terkenal adalah mengenai media yang juga adalah pesan itu
sendiri. Dinyatakan olehnya dalam buku Understanding The Media (McLuhan,
1964:7), “In a culture like ours, long accustomed to splitting and dividing
all things as a means of control, it is sometimes a bit of a shock to be
reminded that, in operational and practical fact, the medium is the
message.This is merely to say that the personal and social consequences of any
medium-- that is, of any extension of ourselves -- result from the new scale
that is introduced into our affairs by each extension of ourselves, or by any
new technology.”
Dalam
pemikiran ini, McLuhan ingin mengedepankan bagaimana Media pada hakikatnya
telah benar-benar mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku
manusia itu sendiri. Kita saat ini berada pada era revolusi, yaitu revolusi
masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran media massa tadi (http://komunikasi-indonesia.org/2009/11/determinisme-teknologi-marshall-mcluhan/). Perjalanan sebuah teknologi yang
mengisi hari-hari atau hidup manusia sudah sebegitu hebatnya merasuki kehidupan
paling pribadi dari manusia itu sendiri sampai media atau teknologi bisa
dikatakan sebagai perpanjangan dari diri kita atau ekstensi. Hal ini memperlihatkan
“kebodohan” manusia di hadapan teknologi dimana hanya bisa diam termangu dan
cenderung pasrah akan segala serangan yang diberikan. Dalam hal inilah sebuah
teknologi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang buruk (padahal sebelumnya,
teknologi adalah wujud benda yang netral), dan justru meng-amputasi beberapa
skill atau kemampuan kita (deskilling).
Hal yang menjadi dasar pemikiran McLuhan
Marshall McLuhan pertama kali pada
tahun 1962 dalam tulisannya “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic
Man.” Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai
macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri.
Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam
masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak
dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat
suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan
komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita
berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama,
penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua,
perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia.
Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa kita membentuk peralatan untuk
berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu
akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri. Manusia belajar,
merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena pesan yang
diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi
komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita sendiri (http://nurudin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_95.pdf).
Pengaruh dalam perkembangan teknologi dan media
saat ini
Pemikiran
McLuhan sangat berkembang dalam perjalanan media dan teknologi yang berkembang
pada zaman sekarang. Dinyatakan oleh Ellul dalam bukunya, The Technological
Bluff (Ellul, 1990), “argued that the pursuit of
technological improvement led to the social dominance an elite tier of
scientists, engineers, and managers for whom technology became an end in
itself, devoid of moral foundation. Technologists promise a great deal to
ensure their status in a society conditioned to welcome technological progress.
But they deliver very little.”
Dari
hal ini dapat dipastikan bagaimana perkembangan media yang sebegitu besarnya,
justru dihadapkan dengan ketidak siapan dari penerimanya, yaitu manusia.
Peningkatan teknologi menyebabkan dominasi sosial yang justru berasal dari kaum
elite, ilmuwan, insinyur, dan manager yang tidak lagi mengedepankan moral.
Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah keberadaan televisi yang menyiarkan
tayangan berbau kekerasan atau SARA. Lantaran terlalu lancang dan berani
menyiarkan hal tersebut, dihadapkan dengan ketidaksiapan akan penerimanya (yang
waktu itu juga mungkin masih berada dalam suatu khalayak pasif), menyebabkan
tayangan tersebut menjadi hal yang dianggap benar dan boleh terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang membuat banyak orang yang melakukan
kekerasan dalam kehidupan nyata. “Kebodohan” dan penurutan kita pada teknologi
tersebut juga diiringi dengan ketidaksiapan akan regulasi atau peraturan yang
dimiliki oleh pemerintah.
Perjalanan
manusia dan teknologi dalam sebuah determinasi teknologi merupakan perjalanan
dua arah. Dalam perjalanan pertama, adanya masyarakat yang mulai berubah baik
dari segi peradaban, pengetahuan dan kebudayaan menjadi lebih maju dan modern,
maka membutuhkan dan melahirkan suatu model komunikasi dan didukung oleh
teknologi yang berbeda. Apa yang ia pikirkan dan lakukan merupakan
perbuatan aktif yang dijalani secara sadar demi memenuhi kebutuhan hidupnya
baik oleh kebutuhan primer, sekunder ataupun informasi. Hal ini yang menjadikan
manusia tetap adalah dewa dalam hidupnya dimana apapun yang dilakukan merupakan
penyesuaian dengan lingkungan yang senantiasa berubah dan dinamis dari waktu ke
waktu. Proses perjalanan seperti ini kiranya tidak terlalu mengharukan atau
masih bisa diterima oleh akal sehat lantaran mengutamakan manusia sebagai
makhluk hidup paling sempurna dan mulia ketimbang makhluk lainnya.
Tetapi
fase selanjutnya yang merupakan arah kebalikannya, menjabarkan bahwa teknologi
layaknya “Tuhan” dari perjalanan hidup yang dilakukan oleh manusia dari hari ke
hari. Manusia dianggap sebagai orang yang pasif dan hanya menerima apa saja
yang disodorkan oleh teknologi. Walaupun teknologi itu adalah buatan manusia,
tetapi manusia berbalik menjadi penyembah teknologi, Apapun yang dilakukan
tidak jauh dan tidak boleh terlepas dari apa yang disampaikan oleh teknologi.
Apa yang boleh dan tidak boleh, layak dan tidak layak untuk diperbuat mengacu
pada apa yang disampaikan oleh teknologi. Pemanfaatan ini seperti memberikan
pentunjuk bahwa manusia sendiri juga dimanfaatkan oleh teknologi, dimana
teknologi juga bukan merupakan perpanjangan tangan yang netral melainkan
mengandung beragam kepentingan di dalamnya. Secara perlahan namun pasti,
teknologi yang di-dewa-kan tersebut mengantarkan pada perubahan masyarakat dan
untuk kemudian, berbalik pada siklus yaitu mempengaruhi perkembangan teknologi.
Kalah terus?
ReplyDeleteKebanyakan deposit dari pada WD?
Hoki selalu hilang?
Kartu yang dibagikan selalu jelek?
Kalau begitu berahlilah ke ROYALQQ.POKER
Main dan Buktikan sendiri...
ROYALQQ tidak memberikan JANJI tapi BUKTI!