Sunday, November 24, 2013

Marshall McLuhan

 Marshall McLuhan merupakan salah satu tokoh yang mempengaruhi pemikiran deterministik teknologi dan media baru.

Pemikiran Marshall McLuhan
Pemikiran Marshall McLuhan yang terkenal adalah mengenai media yang juga adalah pesan itu sendiri. Dinyatakan olehnya dalam buku Understanding The Media (McLuhan, 1964:7), “In a culture like ours, long accustomed to splitting and dividing all things as a means of control, it is sometimes a bit of a shock to be reminded that, in operational and practical fact, the medium is the message.This is merely to say that the personal and social consequences of any medium-- that is, of any extension of ourselves -- result from the new scale that is introduced into our affairs by each extension of ourselves, or by any new technology.”

Dalam pemikiran ini, McLuhan ingin mengedepankan bagaimana Media pada hakikatnya telah benar-benar mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku manusia itu sendiri. Kita saat ini berada pada era revolusi, yaitu revolusi masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran media massa tadi (http://komunikasi-indonesia.org/2009/11/determinisme-teknologi-marshall-mcluhan/). Perjalanan sebuah teknologi yang mengisi hari-hari atau hidup manusia sudah sebegitu hebatnya merasuki kehidupan paling pribadi dari manusia itu sendiri sampai media atau teknologi bisa dikatakan sebagai perpanjangan dari diri kita atau ekstensi. Hal ini memperlihatkan “kebodohan” manusia di hadapan teknologi dimana hanya bisa diam termangu dan cenderung pasrah akan segala serangan yang diberikan. Dalam hal inilah sebuah teknologi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang buruk (padahal sebelumnya, teknologi adalah wujud benda yang netral), dan justru meng-amputasi beberapa skill atau kemampuan kita (deskilling).
 Hal yang menjadi dasar pemikiran McLuhan
            Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man.” Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri. Manusia belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membentuk perilaku kita sendiri (http://nurudin.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_95.pdf).
 Pengaruh dalam perkembangan teknologi dan media saat ini
Pemikiran McLuhan sangat berkembang dalam perjalanan media dan teknologi yang berkembang pada zaman sekarang. Dinyatakan oleh Ellul dalam bukunya, The Technological Bluff (Ellul, 1990), argued that the pursuit of technological improvement led to the social dominance an elite tier of scientists, engineers, and managers for whom technology became an end in itself, devoid of moral foundation. Technologists promise a great deal to ensure their status in a society conditioned to welcome technological progress. But they deliver very little.
Dari hal ini dapat dipastikan bagaimana perkembangan media yang sebegitu besarnya, justru dihadapkan dengan ketidak siapan dari penerimanya, yaitu manusia. Peningkatan teknologi menyebabkan dominasi sosial yang justru berasal dari kaum elite, ilmuwan, insinyur, dan manager yang tidak lagi mengedepankan moral. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah keberadaan televisi yang menyiarkan tayangan berbau kekerasan atau SARA. Lantaran terlalu lancang dan berani menyiarkan hal tersebut, dihadapkan dengan ketidaksiapan akan penerimanya (yang waktu itu juga mungkin masih berada dalam suatu khalayak pasif), menyebabkan tayangan tersebut menjadi hal yang dianggap benar dan boleh terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang membuat banyak orang yang melakukan kekerasan dalam kehidupan nyata. “Kebodohan” dan penurutan kita pada teknologi tersebut juga diiringi dengan ketidaksiapan akan regulasi atau peraturan yang dimiliki oleh pemerintah.
Perjalanan manusia dan teknologi dalam sebuah determinasi teknologi merupakan perjalanan dua arah. Dalam perjalanan pertama, adanya masyarakat yang mulai berubah baik dari segi peradaban, pengetahuan dan kebudayaan menjadi lebih maju dan modern, maka membutuhkan dan melahirkan suatu model komunikasi dan didukung oleh teknologi yang berbeda. Apa yang ia pikirkan dan  lakukan merupakan perbuatan aktif yang dijalani secara sadar demi memenuhi kebutuhan hidupnya baik oleh kebutuhan primer, sekunder ataupun informasi. Hal ini yang menjadikan manusia tetap adalah dewa dalam hidupnya dimana apapun yang dilakukan merupakan penyesuaian dengan lingkungan yang senantiasa berubah dan dinamis dari waktu ke waktu. Proses perjalanan seperti ini kiranya tidak terlalu mengharukan atau masih bisa diterima oleh akal sehat lantaran mengutamakan manusia sebagai makhluk hidup paling sempurna dan mulia ketimbang makhluk lainnya.
Tetapi fase selanjutnya yang merupakan arah kebalikannya, menjabarkan bahwa teknologi layaknya “Tuhan” dari perjalanan hidup yang dilakukan oleh manusia dari hari ke hari. Manusia dianggap sebagai orang yang pasif dan hanya menerima apa saja yang disodorkan oleh teknologi. Walaupun teknologi itu adalah buatan manusia, tetapi manusia berbalik menjadi penyembah teknologi, Apapun yang dilakukan tidak jauh dan tidak boleh terlepas dari apa yang disampaikan oleh teknologi. Apa yang boleh dan tidak boleh, layak dan tidak layak untuk diperbuat mengacu pada apa yang disampaikan oleh teknologi. Pemanfaatan ini seperti memberikan pentunjuk bahwa manusia sendiri juga dimanfaatkan oleh teknologi, dimana teknologi juga bukan merupakan perpanjangan tangan yang netral melainkan mengandung beragam kepentingan di dalamnya. Secara perlahan namun pasti, teknologi yang di-dewa-kan tersebut mengantarkan pada perubahan masyarakat dan untuk kemudian, berbalik pada siklus yaitu mempengaruhi perkembangan teknologi.


1 comment:

  1. Kalah terus?
    Kebanyakan deposit dari pada WD?
    Hoki selalu hilang?
    Kartu yang dibagikan selalu jelek?

    Kalau begitu berahlilah ke ROYALQQ.POKER
    Main dan Buktikan sendiri...

    ROYALQQ tidak memberikan JANJI tapi BUKTI!

    ReplyDelete