Sunday, November 24, 2013

Komunikasi Keluarga

Komunikasi adalah komunikator pada komunikan menyampaikan pesan lewat media langsung untuk mencapai kesepakatan bersama. Keluarga adalah berasal dari kata “kula” dan “warga” kula artinya famili dan warga artinya anggita. Dalam kamus umum bahasa indonesia, keluarga adalah “ibu, bapak dengan anak-anak”.
Komunikasi keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakam kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian (rae sedwig – 1985), dikutip dari Achdiat, 1997: 30). Keluarga adalah media untuk menyalurkan dan meluapkan aspirasi hati yang terpendam. Sebagai salah satu kontroling dari, cermin, inspirasi, motivasi, dan pembuatan image untuk itu komunikasi dalam keluarga harus terjalin dengan baik dan terbuka untuk pencapaian karakter dalam pertumbuhan menjadi seorang yang sukses.
 Aturan komunikasi dalam keluarga

  1. Tidak pernah memotong pembicaraan orang tua
  2. Pesan yang selalu diingat
  3. Diperhatikan saat sakit, atau mungkin dibiarkan
  4. Problem yang serius di bicarakan agak malam oleh ayah dan ibu saja
Macam komunikasi dalam keluarga
  1. Terbuka adalah dalam sistem yang terbuka  komunikasi “langsung, spesifik sebangun, dan mendorong pertumbuhan” : aturan-aturan yang baru, dan berubah “bila kebutuhan muncul”
  2. Tertutup adalah keluarga-keluarga yang terganggu adalah keluarga yang tertutup. Dalam suatu sistem tertutup, komunikasi  “tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak sebangun, mengganggu pertumbuhan”

Bagaimana cara agar komunikasi keluarga bisa berjalan efektif? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2.Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain. Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan 
indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga. 
3.Audibel
Audibel berarti "dapat didengarkan" atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4.Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.

No comments:

Post a Comment